Film Unmasking Jihadi John Sosok Fans Manchester United yang Jadi Algojo ISIS

Other

by Eka Setiawan

Film Unmasking Jihadi John: Anatomy of a Terrorist (2019) menarik untuk disimak. Film dokumenter berdurasi sekira 90 menit itu menyajikan fakta-fakta yang selama ini belum banyak dipublish tentang sosok algojo ISIS “Jihadi John”. Sosok yang belakangan diwartakan telah tewas dari serangan pesawat tak berawak miliik Amerika Serikat.

“Jihadi John” adalah orang yang mengeksekusi para jurnalis – sandera ISIS – baik dari Amerika Serikat maupun Jepang. Membawa pistol maupun pisau “Jihadi John” di samping tawanan yang memakai baju warna oranye, mirip dengan tahanan teroris di penjara Guantanamo.

Algojo itu bernama asli Mohammed Emwazi. Diceritakan, Emwazi adalah pendatang dari Kuwait bersama keluarganya ke London, Inggris. Mereka dari Suku Bedoon, yang terkatung-katung di negara asalnya, tak mempunyai kewarganegaraan sebab etnis itu tidak diakui keberadaannya.

Pada 1993 mereka pindah ke London, Inggris untuk mencari suaka. Emwazi kecil saat itu usianya 6 tahun, memulai pendidikan sekolah dasar Gereja di Inggris.

Pada film itu diceritakan, Emwazi kecil amat terobsesi dengan klub sepak bola Manchester United dan ketika besar ingin menjadi pemain sepak bola klub raksasa tersebut.

Masa-masa sekolahnya Emwazi dikenal sebagai siswa yang biasa-biasa saja, tak menonjol. Pada perjalannya Emwazi sempat bergabung geng kriminal di sana, merampok sepeda dan sempat ditangkap aparat keamanan setempat.

Bersentuhan dengan geng kriminal disebutkan adalah salah satu cara untuk mencari identitas diri seorang Emwazi. Dia juga pada perjalannya sempat berada di Amsterdam Belanda, pernah masuk Tanzania dan diusir karena hendak bergabung kelompok radikal di Somalia.

Dia juga pernah beberapa kali hendak masuk ke Kuwait, negara asalnya, tapi selalu ditolak. Pada tahun 2013, tanpa sepengetahuan keluarganya di London, Emwazi meninggalkan rumah. Belakangan diketahui Emwazi berada di Suriah dan bergabung kelompok ISIS.

Film “Jihadi John” itu juga merinci pengalaman para pekerja sosial dan jurnalis yang disandera ISIS, beberapa di antaranya selamat, sebagian dieksekusi.

Film ini juga memberikan laporan detil tentang perburuan Emwazi oleh CIA dan para agen intelijen Inggris. Ditampilkan pula waawancara dengan Diane Foley (ibu James Foley), Bethany Haines( putri David Haines), Nicholas Henin (jurnalis yang ditangkap), Federico Motka (pekerja sosial yang ditangkap) hingga wawancara dengan para pentolan intelijen hingga para perekrut Al-Qaeda.

Film ini juga bercerita bagaimana kelompok ISIS melakukan propaganda terutama melalui media sosial. “Mengubah” platform aneka media sosial itu menjadi platform rekrutmen.

 

sumber gambar: crave.ca

Komentar

Tulis Komentar