Seseorang bisa disebut berbakat pada sebuah bidang atau pekerjaan manakala ia bisa menguasai sebuah pekerjaan dengan sangat baik dalam waktu relatif singkat dan ia senang melakukannya. Tapi tidak semua orang kemudian menekuni bakat itu karena berbagai pertimbangan.
Misalnya di sebuah TK anak-anak diajarkan menggambar. Dalam tempo yang sama ada anak yang gambarnya bagus, biasa, bahkan jelek. Maka anak-anak yang gambarnya sangat bagus itu disebut memiliki bakat menggambar.
Tetapi ketika sudah masuk SD atau mulai memasuki usia remaja (SMP) belum tentu mereka masih senang menggambar. Karena semakin banyak hal baru yang lebih menyenangkan untuk dilakukan seiring bertambahnya usia dan perkembangan pemikirannya yang dipengaruhi banyak hal.
Hal ini berlaku untuk semua orang. Mungkin pada suatu waktu seseorang bisa sangat ahli pada suatu bidang karena memang berbakat di bidang itu, tetapi kemudian ditinggalkan karena tidak bisa menghasilkan uang atau tidak bisa membuatnya memiliki jabatan tinggi atau bahkan ada yang lebih menyenangkan hatinya daripada menekuni bakat itu.
Namun, suatu ketika boleh jadi ia akan kembali menekuni bakat itu, ketika misalnya ia terhalang dari berbagai kesenangan lainnya seperti orang yang sedang dipenjara atau putus asa mengejar cita-cita melalui jalur lain, bisa jadi karena kena PHK, bangkrut habis modal atau sebab-sebab lainnya.
Ketika sempat berada di penjara, saya menemui banyak orang yang kembali menekuni bakat lamanya. Mereka akhirnya menemukan kesenangan dan peluang bisnis baru dari yang mereka kembali tekuni itu.
Ada mantan copet yang pada dasarnya punya tangan ‘terampil’ kemudian menjadi pelukis handal, yang ketika bebas kemudian menekuni usaha melukis di mug, mangkok atau piring yang biasa digunakan untuk suvenir.
Ada yang pernah memiliki bakat main musik di masa remaja namun tidak dikembangkan karena lebih asyik jualan ganja akhirnya bisa membentuk grup band bersama para napi lain yang sehobi. Di Rutan Salemba (tetangga sebelah LP Salemba) pernah melahirkan sebuah band yang sempat terkenal yaitu The Salemba Band dengan lagu andalan ciptaan mereka “Dikeong lagi” dan “Ampun Bui”. (Pernah tampil di acara Hitam Putih : https://www.youtube.com/watch?v=9X7A_G31xk4 Lagu Dikeong lagi : https://www.youtube.com/watch?v=mTo2tN8TfwU )
Ada yang dulunya main gitar dan kibor cuma iseng-iseng lalu ketika dipenjara dia malah bisa mengembangkan lagi teknik permainan gitar dan kibornya itu. Bahkan jadi gitaris dan kibordis handal, jadi pemain tetap di gereja dalam penjara. Setelah bebas, mereka jadi anggota tetap band rohani gereja.
Apa pelajaran dari mereka?
Pelajarannya adalah sebenarnya bakat terpendam mereka bisa jadi penopang hidup yang baik ketika betul-betul digali. Bisa bakat-bakat itu dulunya tertimbun berbagai aktivitas yang salah, seperti mencopet atau jadi kurir narkoba.
Akhirnya ketika terbuka pikiran, menemukan jalan kebenaran, mereka-mereka itu malah jadi manusia yang lebih berguna. Jadi lebih baik setelah bebas penjara. Malahan dari bakat-bakat itu, yang dikelola dengan benar, bisa dapat penghasilan.
Di antara para narapidana itu ada yang sejak remaja suka menuliskan pelajaran yang didapat dari pengajian, dari buku yang dibaca, dari film yang ditonton, dari obrolan dengan orang-orang yang ditemuinya dan dari pengalaman sehari-harinya. Ia yang sedari remaja juga sangat menyukai pelajaran Bahasa Indonesia dan membaca karya sastra kemudian mencoba menulis sesuatu yang berguna.
Ia mencoba menuangkan gagasan dan pemikirannya yang baru dengan menuliskannya dalam novel fiksi yang cukup panjang. Dalam kurun waktu kurang lebih setahun ia berhasil menuliskan novel itu yang ketika diketik di komputer jadinya lebih panjang dari dwilogi “Ketika Cinta Bertasbih”nya Kang Abik.
Dan saat ini Sobat Ngobrol sedang membaca salah satu karya sang mantan narapidana itu. Hari ini dia telah berhasil kembali ke jalan kebenaran, kembali jadi orang terhormat sebab menekuni bakat menulisnya. Boleh jadi dulu pernah terjatuh, dihukum dan dilabeli teroris. Tapi kini semuanya telah berubah.
Sekali lagi, bakat terpendam seorang narapidana bisa membantunya untuk kembali menjadi manusia yang terhormat dan lebih berguna bagi sesamanya.
FOTO EKA SETIAWAN
Pembukaan Porsenap di Lapas Magelang ditandai dengan seremoni dan main tenis eks pegawai lapas setempat dibantu para warga binaan, Sabtu (3/8/2019).
Komentar