Mantan Simpatisan ISIS Dipulangkan Negaranya, Bagaimana Indonesia?

Other

by Rosyid Nurul Hakiim

Beberapa negara di Eropa Barat dan Asia Tengah sudah mengambil tindakan untuk memulangkan warga negaranya dari tenda pengungsian di pinggiran Suriah. Meskipun, sebagian besar dari negara tersebut masih fokus pada kepulangan warga negara mereka yang masih anak-anak.

Seperti yang diketahui, ribuan orang terjebak di tenda-tenda pengungsian di perbatasan-perbatasan Suriah dan Irak akibat kekalahan ISIS di kota terakhirnya, Baghouz. Para pengungsi ini sebelumnya berangkat dari berbagai negara untuk mewujudkan mimpi negara Islam yang diusung oleh ISIS. Termasuk diantaranya adalah ratusan orang Indonesia.

Berdasarkan pengumpulan data dari beragam media, dapat ditemukan adanya upaya dari beberapa negara untuk mengambil warga negaranya dari tenda pengungsian di Suriah. Walaupun di dalam negerinya, arus penolakan juga terus terjadi, karena alasan keamanan dan yang lain.

Negara-negara di Eropa Barat seperti Prancis, Belgia, dan Belanda sudah mencatatkan diri telah memulangkan beberapa anak-anak dari tenda pengungsian. Sebagian besar adalah yatim piatu yang orang tuanya meninggal ketika berada di Kawasan ISIS. Tercatat pada awal Juni lalu, sekitar 12 orang anak-anak di bawah umur 10 tahun diterbangkan ke Prancis dari Suriah. Dalam upaya pemulangan yang sama, terdapat 2 anak dari Belanda yang ikut serta. Dalam catatan pengungsian, Prancis menjadi salah satu negara yang memiliki banyak warga negaranya yang sempat menyeberang ke wilayah ISIS dan saat ini terjebak di pengungsian.

Mengikuti jejak Prancis, pada pertengahan Juni, Belgia ikut mengambil 6 anak-anak. Tindakan pemerintah Belgia ini tampaknya didasarkan pada perintah pengadilan yang sudah diputuskan sejak Desember 2018. Hakim ketika itu memenangkan sang ibu dari 6 anak itu yang kondisinya saat ini berada di tahanan di Suriah.

Upaya pemulangan dari negara di Eropa Barat ini masih tergolong kecil. Gelombang pemulangan pengungsi di Suriah yang cukup besar justru terjadi di negara-negara Asia Tengah seperti Kazakhstan, Uzbekistan, dan Kosovo.

Pada April lalu, lebih dari 100 warga negara Kosovo telah dipulangkan ke negaranya dari tenda pengungsian di Suriah. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Setibanya di Kosovo, sebanyak 74 anak-anak dan 32 wanita itu harus ditahan terlebih dahulu di rumah tahanan untuk orang asing di negara tersebut. Sejak tahun 2012, tercatat ada sebanyak 400 warga negara Kosovo yang bergabung dengan ISIS.

Sementara itu, dari Uzbekistan, hingga Mei lalu, sudah ada sekitar 300 warga negaranya yang terdiri dari wanita dan anak-anak yang berhasil dipulangkan. Pada bulan yang sama, Kazakhstan juga berhasil mengambil 231 warga negaranya dari kamp pengungsian yang sudah menjadi sorotan dunia itu.

Ditengah kontroversi soal pemulangan ribuan orang dari tenda pengungsian di Al-Hawl, Suriah, sudah ada beberapa negara yang mengambil tindakan. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

 

 

 

 

 

Komentar

Tulis Komentar