Merawat Identitas dengan Menjaga Tradisi

Tradisi yang mengakar kuat tak boleh dilupakan begitu saja. Keberadaannya jadi identitas kita sebagai bangsa Indonesia.

Indonesia punya beragam tradisi yang unik. Gotong royong adalah salah satunya. Orang-orang Indonesia itu suka membantu sesama, wajar jika di berbagai daerah gotong royong itu ada. Meski, dengan penamaan yang berbeda-beda.

Misalnya di Jawa Tengah dan di Jogja, dikenal dengan istilah gugur gunung. Ini adalah idiom yang menggambarkan aktivitas masyarakat yang saling membantu. Ini sama dengan kerja bakti.

Di Jawa Barat juga dikenal tradisi serupa, namanya sabilulungan. Tradisi ini tepatnya tumbuh di Bandung. Menggambarkan aktivitas masyarakat yang saling bantu untuk mencapai kemakmuran.

Di Bali, juga dikenal tradisi ngayah. Masyarakat Bali terbiasa saling tolong dalam kegiatan sosial, baik uang, materi maupun tenaga. Intinya membantu apa saja yang bisa diberikan demi kepentingan bersama.

Di Nusa Tenggara juga dikenal tradisi gemohing. Sebuah tradisi saling bantu antarwarga, misalnya untuk membangun rumah maupun aktivitas pertanian maupun perkebunan.

Di Yogyakarta juga dikenal tradisi sambatan. Di mana, warga berkumpul, saling bantu, memberikan apa yang mereka punya, baik materi maupun tenaga, kepada mereka yang tertimpa musibah, ada jahatan, panen maupun mau membangun rumah.

Ini adalah contoh-contoh kecil dari berbagai tradisi saling bantu dalam kebaikan yang ada di Indonesia. Sudah sepatutnya kita sebagai bangsa Indonesia, sangat bangga punya tradisi-tradisi seperti itu.

Orang-orang Indonesia adalah orang yang punya empati tinggi terhadap sesamanya. Tidak bisa tinggal diam ketika melihat yang lain kesusahan. Jadi, jangan anggap tradisi itu sebagai sesuatu yang kuno, ‘ndeso, usang maupun ketinggalan zaman. Tradisi-tradisi itu adalah identitas kita sebagai bangsa yang besar.

 

FOTO EKA SETIAWAN

Warga di Dusun Gebrugan, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, gotong royong membangun musala di dusunnya, Minggu (16/6/2019).