Menjadi Agen Perdamaian: Hapus Pertikaian Jalin Pertemanan

Other

by Febri Ramdani

Petang hari di salah satu kota yang berada di daerah pinggiran Jakarta, saya berkesempatan untuk bertemu dengan salah satu project manager Peace Generation, salah satu NGO yang concern di isu perdamaian.

Namanya Taufik. Dia mengundang saya dan beberapa kerabat yang juga sama-sama mantan returnee dari Suriah untuk makan malam di sebuah restoran. Diskusi berjalan dengan cukup menarik dan seru. Dari perbincangan tersebut, beliau menjadi tertarik untuk melakukan sebuah project. Yang Alhamdulillah, dapat terealisasi pada bulan Agustus 2018 lalu.

Beberapa waktu setelah pertemuan tersebut, saya sempat mengikuti pelatihan Peace Generation di bulan Juli 2018 selama 2 hari 1 malam.

Pada pelatihan tersebut saya mendapatkan pengalaman sangat berharga dan pelajaran yang membuat pikiran saya lebih terbuka.

Toleransi sangat dijunjung tinggi di dalam pelatihan tersebut. Berbagai macam agama, ras, suku, usia, jenis kelamin, hingga status sosial berbaur dalam satu forum.

Sebelum mengikuti kegiatan tersebut, saya sudah meniatkan dalam diri, bahwa ini adalah salah satu pintu untuk membuat pikiran saya lebih terbuka.

Sikap asosial yang ada pada diri saya sebelum pergi ke Suriah benar-benar harus saya hilangkan. Bersosialisasi dengan banyak orang yang memiliki banyak “perbedaan” dari saya.

Semua pelajaran telah dirangkum dalam sebuah buku yang diberi nama “12 Nilai Perdamaian”.

Beberapa di antaranya adalah; menerima diri sendiri, menyelesaikan konflik, indahnya perbedaan, status ekonomi dan tidak berprasangka buruk terhadap orang lain.

Subhanallah, dengan pelatihan yang singkat tersebut, membuat saya menjadi amat sangat terbuka dan bisa berdamai dengan orang lain.

Di dalam Islam pun tentu saja mengajarkan seluruh umatnya untuk saling menghargai kepercayaan masing-masing. Tidak ada orang yang dipaksa untuk memeluk suatu agama tertentu apalagi dengan cara kekerasan. Menurut saya, banyak permasalahan di Indonesia seperti krisis eknonomi, politik dan bernegara dikait-kaitkan dengan permasalahan agama. Hal ini tidak seharusnya terjadi.

Sebab, hal itu justru akan mencoreng agama dan sama sekali tidak mencerminkan akan aturan-aturan agama tersebut.

Dan Allah pun berfirman dalam salah satu ayat di Alquran bahwa memang umat manusia itu diciptakan dengan keanekaragaman suku dan bangsa:

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” ( Q.S Al-Hujurat [49]: Ayat 13 )

Kegiatan bersama Peace Generation cukup banyak saya lakukan selama beberapa bulan ke depan.

Selain dari project yang direncanakan saat pertemuan dengan Taufik telah terealisasi, yaitu sebuah buku komik tentang perjalanan saya ke negeri Suriah, saya juga diberikan kesempatan untuk menjadi seorang fasilitator di beberapa kegiatan mereka sembari berbagi cerita kisah-kisah hidup saya kepada anak-anak muda di Indonesia. Beberapa kota sempat saya kunjungi, mulai dari Bandung, Aceh, hingga Samarinda.

Semua pesan perdamaian dan pelatihan yang telah didapatkan akan menjadi percuma jika tidak kita implementasikan ke dalam kehidupan kita. So, kurangi pertikaian jalin pertemanan, dan sebarkan “virus” perdamaian.

Komentar

Tulis Komentar