Siapa Kelompok Teroris Pertama di Dunia?

Other

by Rosyid Nurul Hakiim

Kata terorisme dan teroris sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Dua kata ini sering disematkan pada kelompok tertentu atau pada serangan-serangan bom yang sempat terjadi di negara ini. Dalam tataran global, dua kata ini juga sering sekali berseliweran, terutama pada dua abad terakhir.

Apakah kelompok teroris memang baru muncul di abad 19?

Jawabannya tidak.

Sejarah mencatat bahwa kelompok teroris sudah muncul di Abad 1. Jauh sebelum Kamus Merriam-Webster mencantumkan kata itu dalam Bahasa Inggris. Meskipun sudah sangat kuno, kelompok teroris pertama ini ternyata menggunakan metode yang mungkin akan sangat familiar dengan kita. Tujuannya pun cenderung sama dengan kelompok teroris modern, menebarkan rasa takut untuk tujuan politiknya.

Lalu siapa sebenarnya kelompok teroris pertama itu?

Mereka adalah Sicarii. Nama yang merepresentasikan pisau khas yang selalu mereka sembunyikan di dalam jubah untuk melakukan pembunuhan terselubung.

Richard A Hosley dalam Journal of Religion Vol.59 tahun 1979 pernah menuliskan soal ini. Dia bahkan menyematkan judul dalam kajian akademiknya itu, The Sicarii: Ancient Jewish ‘Terorist’. Mereka adalah kelompok Yahudi yang melakukan perlawanan terhadap Kerajaan Romawi yang saat itu memang menguasai daerahnya.

Sejalan dengan Richard, Stewart J. D’Alessio dan Lisa Stolzenberg dari School of Criminology, Florida State University juga pernah membahas soal kelompok teroris pertama ini. Dalam jurnalnya Sicarii and the Rise of Terrorism, mereka menyebutkan bahwa kisah tentang Sicarii ini didapatkan dari catatan lengkap Josephus, seorang anggota pendeta aristokrat yang lahir di Jerusalem pada Abad 1. Josephus yang menjadi pelaku sejarah ini, menuliskan observasinya dalam dua volume karya, yang sebagain besar bercerita tentang perlawanan kelompok Yahudi terhadap Romawi.

Para akademisi ini melabelkan Sicarii sebagai kelompok teroris, karena metode kelompok ini dalam menyebarkan rasa takut. Berbagai literatur lain juga selalu menyoroti metode ini. Dalam menjalankan aksi pembunuhan terselubungnya, anggota Sicarii biasanya berbaur dengan masyarakat dalam festival, pesta rakyat, atau keramaian-keramaian lain yang dihadiri oleh targetnya. Dengan menggunakan pisau khas yang diselipkan di jubah, mereka akan menusuk dan memastikan targetnya menghembuskan nyawa, lalu menghilang di dalam kerumunan atau ikut dalam kepanikan warga.

Hal inilah yang membuat mereka susah sekali dideteksi dan benar-benar memunculkan rasa takut dari kelompok masyarakat yang menjadi targetnya. Mereka biasanya menargetkan orang-orang Yahudi yang mendukung Romawi atau para pejabat Romawi.

Selain itu, kelompok Sicarii ini juga tidak jarang membakar rumah, merusak property untuk memunculkan kemarahan warga terhadap pemerintah yang berkuasa. Taktik ini menjadi bagian penting pada perang perlawanan kelompok Yahudi dengan Romawi.

Membaca beragam sumber soal Sicarii ini, tampaknya memang terorisme itu tidak lahir dari ruang hampa. Dia berevolusi, bahkan saling meminjam narasi atau metode. Sehingga apa yang terjadi saat ini, kemungkinan besar memiliki jalinan sejarah yang kuat di masa lalu.

Komentar

Tulis Komentar