Memasuki tahun 2019 kita dikejutkan dengan fonomena Atta Halilintar dan Ria Ricis, dua orang anak muda yang jadi kaya raya karena memiliki puluhan juta subscriber di channel Youtube mereka.
Apa sih yang mereka berdua jual di video-video mereka ? Apakah materi pengajian ? Ataukah berisi untaian nasehat ? Atau dokumenter ilmu pengetahuan ? Atau kisah inspiratif ?
Ternyata bukan semua itu. Isinya hanyalah video blog atau video log, atau yang kemudian biasa kita kenal dengan vlog. Vlog yang menceritakan kegiatan mereka sehari-hari.
Lah ? Bagaimana bisa kegiatan main mereka, ngopi mereka, nongkrongnya mereka, atau jalan-jalannya mereka jadi laku banget ya ? Padahal kita juga melakukan hal yang sama dengan mereka berdua.
Mengutip data pencarian Google di sepanjang tahun 2018 dari laman kompas.com, sebanyak 53 % atau 8 dari 15 topik pencarian teratas adalah pencarian seputar hiburan yang isinya adalah cerita tentang seseorang atau karya seseorang. Sedangkan 7 yang lain atau 47 % adalah tentang berita olahraga. Jika olahraga dimasukkan ke dalam kategori informasi hiburan, maka peringkat top 15 itu semua tentang mencari hiburan, bukan mencari ilmu pengetahuan.
Berikut daftarnya :
1. Piala Dunia Rusia 2018
2. Asian Games 2018
3. Piala AFF 2018
4. Karna Su Sayang
5. Nissa Sabyan
6. Deen Assalam
7. Meraih Bintang – Via Vallen
8. Lagi Syantik – Siti Badriah
9. Bukti – Virgoun
10. Liga 1 Indonesia 2018
11. AFC Champions League 2018
12. Indonesia Idol 2018
13. Liga Champions 2018
14. Piala Presiden 2018
15. Dilan 1990
Apa yang menyebabkan orang jadi senang menonton berita gosip selebriti ? Atau senang nongkrong untuk mendengarkan cerita orang lain di warung-warung atau kafe-kafe ? Atau senang membuka media sosial berjam-jam hanya untuk membaca update cerita kegiatan orang lain ?
Saya bukan seorang ahli psikologi atau komunikasi sosial yang bisa menjelaskan hal itu secara ilmiah. Tapi satu hal yang saya ketahui dan saya yakini, yaitu bahwa manusia itu memiliki sifat dasar yang selalu ingin tahu dan ingin diketahui orang lain.
Sifat ingin tahu dan ingin diketahui (diakui) itu jika dibiarkan liar maka akan jadi berakibat buruk. Sifat suka mencampuri urusan orang lain dan menggunjingkan orang lain adalah akibat pembiaran terhadap rasa ingin tahu. Sedangkan narsis (riya,pamer) adalah akibat dari pembiaran terhadap rasa ingin diketahui dan diakui orang lain.
Tetapi jika dikendalikan dalam bingkai ajaran syariat, maka kedua sifat itu akan mendatangkan manfaat. Misalnya : sifat ingin tahu akan membuat seseorang selalu haus akan ilmu dan terus belajar serta megembangkan kemampuannya.
Sedangkan sifat ingin diketahui atau ingin diakui akan membuat seseorang terus berbuat baik kepada sesama, terus berkarya, dan terus merendah di hadapan Sang Pencipta karena ia meyakini itulah tugasnya hidup di dunia ini, yaitu menjadi hamba yang taat pada Penciptanya dan bermanfaat bagi sesama.
Jadi, fenomena orang-orang seperti Atta Halilintar atau Ria Ricis dan subscriber mereka yang puluhan juta itu sebenarnya adalah gambaran kualitas dari apa yang ingin diketahui dan dilakukan oleh kedua belah pihak.
Para subscribers senang mengetahui kehidupan orang-orang seperti Atta Halilintar dan Ria Ricis, dan kedua tokoh itu pun senang masyarakat mengetahui kehidupan mereka.
Hmm…bagaimana dengan saya ? Saya juga suka bercerita. Apalagi sejak difasilitasi oleh ruangobrol.id ini. Tetapi apakah orang-orang akan suka cerita saya tentang pengalaman menjadi ‘orang radikal’ ? Atau cerita saya tentang catatan perjalanan saya bertemu dengan banyak orang yang memiliki banyak cerita ? Seberapa berharga cerita pengalaman saya ?
Sejauh ini saya merasa sangat dihargai adalah karena saya mau menceritakan pengalaman saya dan menceritakan kisah-kisah inspiratif. Saya tidak punya modal apa-apa untuk melanjutkan hidup pasca dari penjara. Sampai hari ini saya masih mengandalkan kemampuan saya dalam bercerita baik secara lisan maupun tulisan.
Apakah Anda setuju jika saya melanjutkan karir saya sebagai seorang “STORY TELLER” ?
Jika Anda setuju dan mendukung atau ingin memberi masukan dari apa yang sudah saya lakukan saat ini, mohon sampaikan di kolom komentar dan chat yang tersedia. Masukan dan dukungan Anda sangat berarti bagi saya.
Untuk sementara saya akan menutup cerita saya sampai di sini, sampai saya merasa sudah cukup mendapat masukan dan dukungan dari Anda semua.