Selanjutnya saya memiliki kisah seseorang yang berpindah agama dari muslim menjadi Nasrani gara-gara ditolak masuk masjid. Bagaimana ceritanya ?
Di Lapas Salemba ada beberapa napi yang memilki sedikit ‘kelainan mental’. Bukan orang gila, tapi napi yang memilki kecenderungan untuk jadi wanita. Atau kasarnya kita sering menyebutnya dengan ‘bencong’ atau ‘waria’. Mereka ini biasanya akan menjadi tamping di klinik karena mungkin lebih cocok dengan kejiwaan mereka.
Di antara mereka ada yang agak spesial karena suka membawa kipas kemana-mana. Pernah ditanya petugas, kenapa suka membawa kipas ? Kebetulan saya ada di situ ketika petugas itu bertanya. Tenyata jawabannya sangat mengejutkan.
“Saya ingin kelihatan seperti para SPG gitu pak. Yang cantik dan anggun”, begitu jawabannya yang sontak membuat semua yang ada di situ tertawa terbahak-bahak termasuk saya.
Sebut saja ia dengan Mas SPG karena kejadian itu. Ia adalah seorang Nasrani yang taat dan rajin ke gereja.
Suatu ketika saya ngobrol dengan petugas dan si Mas SPG itu lewat di depan kami. Tiba-tiba petugas yang ngobrol dengan saya itu nyeletuk bahwa sebenarnya si Mas SPG itu tadinya muslim tapi lantas berpindah agama jadi Nasrani. Saya penasaran bagaimana ceritanya bisa jadi Nasrani ?
Petugas itu pun kemudian bercerita sesuai hasil wawancaranya dengan Mas SPG itu.
Dulu ketika masih di luar katanya ia sempat mau bertaubat dari ‘waria’. Tapi ketika ingin mulai ikut shalat berjamaah di masjid dekat tempat tinggalnya, para jamaahnya menolaknya dengan mengatakan bahwa tidak ada shaf jenis ketiga di masjid itu. Yang ada hanya shaf laki-laki dan perempuan. Tidak ada shaf untuk ‘waria’ seperti dirinya.
Hal itu rupanya membuatnya sangat terpukul dan merasa semakin tidak dihargai lagi di lingkungannya. Padahal ia beneran ingin berubah. Orang-orang di sekitarnya rupanya tidak bisa menerima perubahannya, tidak menghargai usahanya. Buktinya adalah ditolaknya ia ketika hendak shalat di masjid. Itu sangat menyakitkan baginya.
Mendengar cerita itu saya bisa memahami perasaannya saat itu. Saya pun bisa saja nanti akan ditolak oleh sebagian masyarakat karena stigma sebagai mantan napiter.
Karena kekecewaannya dengan orang-orang di lingkungannya itu ia kemudian pergi meninggalkan daerahnya untuk mencari lingkungan yang bisa menerimanya. Akhirnya ia menemukan orang-orang seperti dirinya yang mana merek bisa survive dengan kondisi itu.
Mendapat teman dan lingkungan yang cenderung mendukung ‘kewariaan’nya, ia tidak jadi berhenti jadi waria. Dan akhirnya ia berpindah agama mengikuti kawan-kawan sesama waria. Menjadi seorang Nasrani karena ia bisa diterima di lingkungan Nasrani.
Betapa lingkungan sosial sangat mempengaruhi jalan hidup seseorang. Seseorang yang ingin bertaubat tetapi masyarakat di sekitarnya tidak bisa menerimanya dan tidak mau mendukungnya, kemungkinan ia akan kembali ke jalan yang lama akan kembali terbuka.
Saya benar-benar prihatin dengan para muslim yang menolak Mas SPG tatkala ia ingin shalat di masjid. Sedikit banyak mereka punya andil menyebabkan Mas SPG itu akhirnya sampai pindah agama karena kecewa dengan saudara-saudara seimannya sendiri.
Jangan sampai seseorang yang ingin kembali ke jalan yang benar jadi mengurungkan niatnya gara-gara orang-orang di sekitarnya yang sulit menerima mereka. Padahal tidak ada orang baik yang tidak memiliki masa lalu dan tidak ada orang jahat yang tidak memiliki masa depan.