Para alumni penerima Australia Arwards berkumpul di Surabaya tepatnya di Hotel Four Points Surabaya pekan ini. Mereka mengikuti pelatihan untuk membuat program kreatif penanganan terhadap persoalan radikalisme dan ekstremisme.
Kegiatan dilakukan 3 hari mulai Selasa 12 Februari 2019 hingga Kamis 14 Februari 2019. Di sana, selain hadir para alumni Australia Awards itu juga dihadirkan beberapa orang yang sempat tergelincir radikalisme. Mereka yang hadir di antaranya Ali Fauzi Manzi pemilik Yayasan Lingkar Perdamaian, dan 2 orang lainnya.
Mereka berbagai cerita perjalanan hidupnya, tentang bagaimana sempat tergelincir di kelompok radikal, saat berada di lingkaran tersebut hingga proses keluar mereka dari lingkaran itu.
Mengetahui secara detil kisah perjalanan mereka amatlah penting untuk mendapatkan solusi bagaimana kekerasan bisa diantisipasi, dicegah ataupun dicari langkah terbaik menanganinya jika sudah terjadi.
Salah satu peserta yang sempat berbagi cerita, mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, isu-isu radikalisme tidak bisa dilihat dari satu sudut pandang saja untuk penyelesaian terbaik. Sudut pandang lain, yakni mantan orang yang pernah berada di lingkaran tersebut, sangat penting untuk dipahami.
Harapan ke depan setelah ada kegiatan berbagai cerita semacam itu, ada langkah-langkah tepat untuk menangkal dan menyelesaikan persoalan radikalisme ini. Baik langkah preventif, terutama gerakan di level grass root mapun langkah-langkah deradikalisasi yang nantinya akan diambil.
Kursus itu difasilitasi Monash University; Prof. Peter Lentini sebagai leader dan Noor Huda Ismail sebagai course co-designer-nya. Kegiatan itu bertajuk Policies for Disengagement and Rehabiliation of Violent Extremist: Post–Course Workshop.
Kegiatan itu juga merupakan lanjutan pelatihan yang sebelumnya digelar di Melbourne, Australia, November 2018 lalu.