Hidup Harus Saling Bantu! *Seniman Bali Gelar Doa Lintas Agama dan Konser Amal Palu

Other

by Eka Setiawan

Hidup harus saling bantu, saling berbagi.  Apalagi ketika terjadi bencana alam yang tentunya mengakibatkan kesusahan bagi banyak orang. Uluran tangan dari semua lapisan masyarakat sangatlah membantu, bahu membahu, gotong royong untuk meringankan beban manusia lain yang sedang kesusahan.

Setidaknya itulah yang dilakukan oleh para seniman di Bali ketika menggelar acara Doa Bersama Lintas Agama dan Konser Amal Palu. Mereka yang terlibat berangkat dari berbagai kalangan, di antaranya; pelukis, tukang pijat, musisi, tokoh masyarakat, komunitas klub motor, pengusaha kos, notaris, organisasi kemasyarakatan (ormas), media massa, para swasta, hingga komunitas adat.

Mereka berangkat dari berbagai latar belakang, yang tentunya termasuk suku bahkan latar belakang agama. Tapi energi mereka satu; berkontribusi dengan berbagai kemampuannya untuk bersama-sama menolong saudara mereka yang kesusahan.

Acara tersebut digelar pada 28 Oktober 2018 lalu di Istana Taman Jepun, Jalan Hayam Wuruk nomor 104, Denpasar, Bali.

Ketua kegiatan amal tersebut, Heru Bento, menyebut kegiatan tersebut murni digelar untuk mengumpulkan bantuan untuk disumbangkan kepada korban tsunami dan gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah.

“Terkumpul sekitar Rp22,8juta yang uang tunai. Tapi ada juga yang membantu bahan makanan, mi, obat-obatan, pakaian, selimut, berdatangan pakai truk,” kata dia, kemarin.

Jalannya acara amal, sebut Heru, dimulai dari jam 1 siang hingga 11 malam waktu setempat. Masing-masing berkontribusi, ada yang menggunakan bazaar, tampil menyanyi di panggung ataupun penampilan-penampilan lain yang tujuannya untuk mengumpulkan dana untuk korban bencana itu.

“Hasilnya telah disumbangkan semua ke sana 2 minggu yang lalu, agak lama karena kami sempat bingung akses memberi bantuannya ke lokasi,” lanjutnya

Salah satu pengisi acara itu, Rama Rob Corey, mengatakan pada ruangobrol.id, meski melibatkan peserta dalam jumlah banyak kegiatan itu mulai dari prosesi persiapan sampai pasca acara berjalan dengan lancar, bahkan terbilang cukup mudah. Rama menyebut hal itu dikarenakan semuanya bergerak atas dasar kemanusiaan.

“Saat kegiatan ada juga 3 orang hadir, mereka dari Palu yang sempat naik pesawat sesaat setelah bencana itu terjadi,” ungkapnya.

Mereka datang setelah melihat ada brosur yang menyebar perihal kegiatan amal tersebut. Rama menyebut saudara-saudara mereka itu menjadi korban bencana gempa bumi dan tsunami Palu itu.

Pada bagian lain, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, melalui siaran pers yang diterima ruangobrol.id, mengatakan Gubernur Sulawesi Tengah telah memutuskan penetapan status transisi daruat ke pemulihan gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Provinsi Sulawesi Tengah selama 60 hari. Terhitung mulai tanggal 27 Oktober 2018 hingga 25 Desember 2018. Ini berdasar Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah noomor 466/425/BPBD/2018 tertanggal 25 Oktober 2018.

“Penanganan darurat masih terus dilakukan di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong. Aparat peemerintah baik TNI, Polri, kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, NGO, organisasi masyarakat dan lembaga usaha terus melakukan penanganan darurat di sana. Kondisi masyarakat terus membaik,” sebutnya.

Sutopo menambahkan kerugian dan kerusakan akibat bencana di Sulawesi Tengah sebesar Rp18,48 trilyun per 27 Oktober 2018, terinci kerugian mencapai Rp2,89 trilyun dan kerusakan mencapai Rp15,58trilyun. Pengertian kerusakan adalah nilai kerusakan stok fisik aset, sementara kerugian adalah arus ekonomi yang terganggu akibat bencana, mulai dari pendapatan yang hilang atau biaya yang bertambah akibat bencana pada 5 sektor, yaitu; permukiman, infrastruktur, ekonomi, sosial dan lintas sektor.

FOTO DOK PANITIA DOA BERSAMA LINTAS AGAMA dan KONSER AMAL PALU

Donasi yang dikumpulkan pada kegiatan Doa Bersama Lintas Agama dan Konser Amal Palu yang digelar di Istana Taman Jepun, Bali, telah diberikan ke korban bencana di Palu. Salah satunya dibelikan makanan untuk diberikan pada pengungsi di sana.

Komentar

Tulis Komentar