MY JOURNEY : Dinamika Eksperimen Jihad di Indonesia (1)
Banyaknya orang-orang yang menghadiri pemakaman Ustadz Mukhlas dan Pak Amrozy, ramainya diskusi dan semakin banyaknya anggota dalam forum jihadi, dan semakin maraknya para aktivis jihadi di dunia online, semua itu membuat saya semakin mantap untuk tetap melanjutkan ‘eksperimen menghidupkan jihad’ dengan peran yang sesuai dengan passion dan kemampuan saya.
Saya telah memilih peran yang akan saya mainkan, yaitu untuk kegiatan offline saya memilih untuk menjadi orang yang membantu siapa saja yang ingin melakukan atau terlibat upaya-upaya ‘eksperimen menghidupkan jihad’ di Indonesia dengan syarat tidak mengulangi kesalahan yang telah diperbuat oleh kelompok-kelompok sebelumnya dan bisa saya lakukan tanpa mengganggu peran saya sebagai ayah, sebagai suami, dan sebagai anak. Sedangkan untuk aktivitas online saya ingin menjadi orang yang bisa menginspirasi orang-orang dengan cara berbagi ilmu dan pengalaman yang saya miliki.
Saya paham bahwa kegiatan offline itu suatu saat bisa membawa saya ke penjara, tetapi karena merasa akan banyaknya para pendukung dan simpatisan ‘eksperimen menghidupkan jihad’ di Indonesia, baik yang offline maupun online yang telah terbukti potensinya, saya tetap pada pilihan untuk melanjutkan karena meyakini mereka akan bersimpati kepada saya di kala saya kesusahan nantinya.
Di samping itu, saya juga berpikir bahwa beberapa orang yang pernah saya berangkatkan ke tempat Sang Tamu dan kemudian tertangkap oleh aparat pada operasi penangkapan para tersangka pelaku perampokan CIMB Niaga Medan, semuanya mungkin sudah menyebut nama saya dan peran saya sehingga sebenarnya aparat keamanan sudah punya landasan untuk menangkap saya. Tetapi dengan alasan tertentu mereka belum menangkap saya.
Hal ini membuat saya memutuskan : sudah terlanjur basah mengapa tidak mandi sekalian ?
Pilihan untuk terus melanjutkan ‘eksperimen menghidupkan jihad’ ini membuat saya juga mulai memikirkan untuk memiliki bisnis yang bisa diandalkan tatkala saya harus menghadapi ‘resiko perjuangan’ berupa dipenjara. Inilah yang nantinya membuat saya sampai merantau ke Kalimantan Selatan untuk merintis sebuah bisnis.
Sebuah rancangan yang ideal telah saya susun, yaitu jika saya berhasil memiliki sebuah bisnis yang sudah berjalan baik saya bisa membanggakannya di hadapan orangtua dan adik-adik saya. Selain itu, meskipun saya misalnya kemungkinan terburuknya harus dipenjara, saya tetap bisa menafkahi keluarga dari bisnis itu.
Itu rancangan idealnya. Tetapi ternyata dinamika yang terjadi dalam ‘eksperimen menghidupkan jihad’ di Indonesia tidak seperti yang diharapkan. Banyak kekacauan-kekacauan yang terjadi, baik yang kecil maupun yang besar. Semua itu membuat rancangan saya hancur berantakan. Saya dipenjara tatkala bisnis saya baru setengah jadi.
Dan dinamika yang terjadi itulah yang ingin saya ceritakan kepada Anda pada episode kali ini. Karena saya memiliki dua dunia aktivitas yaitu offline dan online, maka dinamika yang akan saya ceritakan juga meliputi offline dan online.
(Bersambung, In sya Allah)