Aksi Kumpul Sampah Para Demonstran

Other

by Kharis Hadirin

Unjuk rasa atau demonstrasi adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau menentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.

Unjuk rasa sendiri adalah bagian dari sistem demokrasi, dimana semua pihak bebas menyuarakan pendapatnya secara terbuka tanpa ada tekanan atau tindakan represif dari aparatur negara.

Di Indonesia, aksi unjuk rasa agaknya cukup lumrah terjadi. Jika dahulu aksi semacam ini hanya dilakukan sebagai bentuk protes dan pertentangan terhadap kebijakan pemerintah, sekarang siapapun bebas melakukannya dan dalam tujuan apapun. Mulai dari kalangan mahasiswa, pelajar, profesional, aparatur negara, hingga masyarakat awam sekalipun.

Meski demikian, tak selalunya aksi unjuk rasa yang dilakukan berjalan dengan tertib dan lancar. Pengrusakan berbagai fasilitas umum, mengganggu ketertiban lalu lintas, bentrokan fisik, hingga sampah yang berserakan sering kali terjadi.

Akibatnya, bukan saja pemerintah yang dirugikan, masyarakat sekitar pun merasa terganggu kenyamanannya.

Melihat dari berbagai kasus yang ada, barangkali kisah berikut akan sedikit menyentil ego tentang bagaimana harusnya menghargai hak orang lain.

Adalah Zaki Rahmatullah alias Zainal Muttaqin alias Kang Zaki, pria asal Pandegelang, Banten yang juga seorang mantan narapidana kasus terorisme.

Meskipun statusnya sebagai seorang mantan napiter (narapidana teroris), tak jarang image negatif sering disematkan pada orang-orang seperti dirinya. Dianggap sebagai individu berbahaya dan tak sedikit yang berakhir pada pengasingan dan pengusiran dari tempat tinggalnya.

Nyatanya, hal tersebut tak selalunya nampak sejahat apa yang selama ini orang kira. Seorang mantan teroris juga manusia yang punya rasa welas asih, solidaritas, tanggung jawab dan sikap saling menghargai terhadap sesama.

Sudah menjadi pemandangan umum, aktivitas unjuk rasa atau demonstrasi akan banyak menguras energi dan keringat. Belum lagi jika aktivitas tersebut dilakukan di tengah terik matahari dan di tempat terbuka.

Akibatnya, para pedagang asongan sering menjadi rebutan para peserta unjuk rasa ini sekedar untuk membeli makanan atau minuman. Dan inilah aksi unjuk rasa Bela Tauhid di Jakarta pada Jum’at (26/10/2018) lalu.

Namun sayangnya, plastik atau botol bekas minum tersebut dibuang sekenanya dan bukan pada tempatnya. Sehingga yang terjadi, sampah berserakan dimana-mana. Tentu saja hal ini akan sangat menggangu kenyamanan para pengguna jalan dan memberikan beban bagi yang lain.

Kang Zaki yang kala itu menjadi salah satu peserta aksi unjuk rasa, merasa tergugah hatinya.

Tanpa ada intruksi, ia berinisiatif memungut sampah-sampah plastik dan botol bekas yang berserakan di atas rumput dan memasukkannya ke dalam kantong plastik. Ia berkeliling sambil memungut sampah yang ada satu persatu.

Alhasil, aksi yang dilakukan oleh Kang Zaki ini pun kemudian menggerakkan para peserta yang lain untuk saling bergotong-royong memungut sampah-sampah yang ada.

Pemandangan yang tak biasa ini pun tentu sangat menarik. Sebab hal ini tentu mengingatkan kembali akan berbagai aksi unjuk rasa serupa yang cenderung meninggalkan sampah yang berserakan dimana-mana.

Terlepas dari aksi unjuk rasa yang dilakukan dan latar belakangnya sebagai seorang mantan narapidana teroris, sikap yang dilakukan oleh Kang Zaki ini mengajarkan pada kita satu pelajaran penting.

Baginya, apa ia yang lakukan tak lebih dari sikap tanggung jawab sebagai sesama manusia untuk saling menjaga kebersihan lingkungan bersama dimana pun berada dan dalam kondisi apapun.

Ia berinisiatif memulai suatu kebaikan kecil dengan mengumpulkan sampah yang ada meski dirinya sendiri tahu nantinya akan ada petugas khusus yang akan membersihkannya. Baginya, apa yang ia lakukan adalah bentuk tanggung jawab moral sebagai seorang muslim.

Tak perlu retorika untuk memulai suatu kebaikan, cukup memulai dari diri sendiri. Sebab sejatinya, energi positif itu bersifat menular.

Dan hasilnya, dengan kebaikan kecil yang ia lakukan, mampu menggerakkan orang lain untuk melakukan kebaikan yang lebih besar.

 

Sumber foto: Dok. penulis / Kang Zaki membawa kantong plastik sebagai tempat sampah.

Komentar

Tulis Komentar