Kehangatan Perkenalan

Other

by nurdhania

Beberapa hari sebelum hari H, grup WhatsApp tidak pernah sepi. Berseliweran berbagai pesan. Mulai dari; perkenalan, saling sapa, tanya jawab kebutuhan untuk kegiatan, membagikan akun Instagram, sampai curcol masalah tugas kuliah atau sekolah.

Walaupun belum bertatap muka, namun kita terlihat begitu dekat. Inilah beberapa sisi positif dari media sosial. Bisa kita sebut bonding; keterikatan-persatuan dalam visi dan misi yang sama.

Ketika dibagikan TOR acara, saya baru ngeh banget kalau kegiatan ini akan membahas seputar preventing violence extrimism. Sebagai alumni workshop Countering Violence Extremism (CVE) pada Maret lalu, saya berpikir dan berkata pada diri sendiri; “Ya Allah..ini mah kegiatan gue sekarang. Dan kisah gue dulu banget,” Karena dulu saya memang pernah terjebak ke dunia radikalisme/ekstremisme dari internet. Sebenarnya di quisioner sempat ditanyakan, namun saya pikir ya.. Itu hanya sekedar soal, dan bukan inti dari kegiatan nanti.

Saya punya harapan di event ini bisa berkontribusi besar. Berbagi kisah untuk membantu kegiatan preventing violence ekstremism dengan anak-anak muda lainnya.

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Saya pun sudah gak sabar bertemu teman-teman dari seluruh Indonesia; anak-anak muda aktif, kreatif dan pilihan dari setiap daerahnya.

Event ini dilaksanakan di Hotel Arya Duta Jakarta di Jalan Tugu Tani.

Sesampainya di hotel, saya bertemu dengan perempuan asal Sulawesi, Kalimantan dan Bali. Saya juga bertemu beberapa laki-laki yang saya lupa dari mana asal mereka,hehehe.

Kemudian, kami langsung naik ke lantai M bersama kakak panitia, yaitu Kak Henny. Ternyata, naik ke lantai M nya pake tangga. Sedangkan saya bawa koper gede banget. Alhamdulillah, Tasya, wanita asal Sulawesi bantuin saya menenteng koper tersebut.

Di lantai M sudah ada beberapa teman-teman yang registrasi. Setelah registrasi dan mengambil kit, kami berkenalan dengan teman-teman yang lain; “Oh.. ini Kak Intan, yang aktif banget di grup kan?,” tanya saya. Kak Intan mengangguk.

Setelah berkenalan dengan satu dan lainnya, kita foto bareng di booth yang telah disediakan.

Percakapan berlanjut di ruangan acara. Setiap ada pendatang baru, biasanya langsung berkenalan.

Tapi, ada satu hal yang menyedihkan di perkenalan ini. Cepat sekali saya lupa dengan nama dan asal mereka. Hadeuh masih muda sudah pikun ya..hehehe.

Waktu telah menunjukan pukul tiga sore, setengah jam lagi acara akan dimulai. Ruangan telah dipenuhi oleh para peserta. Saya kebagian duduk paling depan di bagian tengah, di belakang persis kursi VIP.

Ruangan mulai ramai dengan obrolan sesama peserta baru.
Ternyata, ada juga yang sudah saling kenal. Saya dan Amel, teman yang berasal dari Jakarta gak mau kalah untuk berkenalan dengan orang di sekitar kami. Ada Ernest dari Kupang, Naufal dari Sulawesi, Adib dari Jambi, Adi dari Kalimantan dan Teguh dari Banten.

Sembari menunggu acara dimulai. Saya, Amel, Ernest dan Naufal lanjut dengan bermain kartu uno yang dibawa Amel. Kebersamaan kami terjadi begitu cepat.

Komentar

Tulis Komentar