Tampak dari belakang membentang indah merah dan biru bak burung cendrawasih. Badannya langsing dan tampak proporsional. Pembawaannya yang santai sungguh membuat orang selalu berpandangan, “hidupnya pasti bahagia”. Oh ikan cupang.
Ekor Ikan Cupang yang khas memang selalu menarik perhatian. Banyaknya berwarna merah dan biru, kadang ombre merah biru biar kekinian. Ikan cupang selalu memiliki tubuh yang proporsional, saya sih belum pernah lihat ada ikan cupang obesitas. Ia berenang cool, bahkan saat ada makanan, santuuy dan berkelas. Beda dengan Lele yang barbar kaya gak pernah dikasih makan. Kan pemiliknya jadi malu.
Tapi, Ikan Cupang akan meninggalkan gengsinya dan jauh dari sifat kalem kalau ada lawan yang lebih indah dan menarik. Ia maunya jadi mercusuar yang fokus dilihat dan punya ruang sendiri. Kalau ada saingan pasti beradu, gak suka, merasa tersaingi. “Ini daerah jajahan gua yo man!”
Ikan Cupang gak mau ke Salon, dia udah merasa hebat dengan jadi mercusuar akhirnya kalau ada saingan, dia kesel. Bahkan dia mati-matian nyerang saingannya sampe mati! Biar apa? Biar jadi mercusuar lagi. Biar cuma dia yang diperhatiin. Padahal bisa jadi dia yang kurang inovatif (inovatif sih ngabisin cupang lain).
Perilaku ikan cupang saat ini telah menampar banyak orang saat ini. Postingan instagram tetangga sebelah yang lebih hits akan mengusik nurani dan perasaan seseorang yang terbiasa menjadi mercusuar. Kemungkinan kenapa gak mau bersaing adalah karena dia gak mau berinovasi lebih atau lawannya punya kelebihan inovasi. Sejatinya semua ikan cupang kan sama seperti halnya semua instagram sama, feednya kotak-kotak, gak ada yang trapesium atau oval atau acak-acak mozaik.
Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Sering kali manusia melihat orang yang mampu mengembangkan kelebihannya sebagai kekurangan, padahal bukan ada kekurangan pada orang lain tapi ia sedang menutupi kekurangannya. Jadi, yaaa janganlah kita kaya Ikan Cupang.