Pada hari yang telah disepakati bersama, berangkatlah saya bertugas bersama Sang Senior untuk mengambil paket senjata yang kami beli. Kami turun di salah satu terminal di kota tempat tinggal si penjual senjata, lalu Sang Senior pergi menemui si penjual senjata dan meninggalkan saya di terminal itu. Saya diminta menunggunya di terminal itu sampai ia kembali dengan membawa paketnya.
Kira-kira dua jam saya menunggunya sampai ia datang kembali menemui saya dan menyerahkan paketnya. Ia kemudian pergi naik bis ke kota lain dan kami berpisah di terminal itu. Singkat cerita saya lalu mengantarkan paket itu ke sebuah kota yang kami sepakati untuk bertemu Sang Tamu yang akan mengambil paket itu.
Ketika saya dalam perjalanan mengantarnya itu saya harus mengikuti arahan dari Sang Tamu itu. Arahan itu adalah demi keamanan dan keselamatan saya. Dia berpesan agar paket itu diletakkan jauh dari tempat duduk saya di bis, sehingga ketika misalnya ada razia barang bawaan, saya disuruh kabur secepatnya dan biarkan barang itu hilang terkena razia. Karena jika saya bawa di dalam tas saya dan kemudian ada razia misalnya, kerugiannya malah dua. Saya tertangkap yang berpotensi si pemesan juga ditangkap, dan barangnya juga tetap hilang. Jadi lebih baik hilang barang daripada tertangkap. Inilah SOP keamanan membawa barang terlarang.
Pada waktu itu paket itu saya simpan di bagasi bis bersama barang-barang penumpang lainnya, sedangkan saya hanya membawa tas ransel berisi pakaian dan barang berharga saya. Alhamdulillah, misi pertama itu sukses meski sepanjang perjalanan saya selalu was-was dan waspada.
Sesampainya di kota tujuan saya langsung mencari penginapan sesuai arahan dari Sang Tamu karena dia baru akan sampai di kota itu sore harinya. Sambil menunggu dia datang, setelah menaruh barang-barang bawaan di kamar penginapan, saya kemudian berjalan-jalan ke kota yang baru pertama kalinya saya datangi itu. Saya bertanya pada orang di mana letak masjid raya dan harus naik angkutan yang mana. Di tengah perjalanan menuju masjid ternyata melewati pusat kota yang ada toko buku Gramedia, lalu saya berhenti di situ untuk melihat-lihat buku. Lumayan bisa mengisi waktu tanpa terasa sampai menjelang Dhuhur barulah saya melanjutkan perjalanan ke masjid raya. Lalu jam 2 siang saya beranjak menuju pool bus yang dinaiki Sang Tamu untuk menjemputnya, karena perkiraan sampai situ sekitar jam 3 sore.
Akhirnya saya bertemu dengannya dan langsung membawanya ke penginapan. Malam harinya di dalam kamar penginapan itulah dia membuka isi paketnya di hadapan saya. Pada saat itulah untuk pertama kalinya saya melihat senpi laras pendek dan 3 kotak amunisinya secara langsung. Dan bahkan kemudian saya diajari tentang cara bongkar pasang dan mengecek kualitas sebuah senpi jenis FN yang secara teori saya pernah melihatnya di video dan artikel yang saya dapat dari forum jihadi. Dia mengajari saya dengan maksud suatu saat nanti sayalah yang akan disuruhnya membeli senpi semacam itu.
Wah, sungguh merupakan pengalaman yang sangat seru dan mendebarkan. Dari sejak mengambil paket sampai diajari cara bongkar pasang dan ketika diberitahu bahwa suatu saat nanti saya yang akan disuruh membeli senjata seperti itu. Terbayang oleh saya bagaimana saya akan menemui penjual senjata, terus bagaimana membawanya dari penjualnya, dan bagaimana menyimpannya sebelum saya antarkan kepadanya. Ini benar-benar memacu adrenalin saya.
(Bersambung, In sya Allah)