Bicara mengenai sejarah penggunaan internet dalam propaganda jihad secara tertulis di internet yang pertama kali adalah ketika ada sebuah website yang memuat pernyataan dari orang yang mengaku sebagai pelaku Bom Bali 12 Oktober 2002. Website itu katanya beralamat : www[dot]istimata[dot]com. Saya pribadi belum sempat melihatnya, karena saya baru tahu ketika situs itu sudah tidak bisa diakses lagi. Konon katanya isinya adalah pernyataan dari kelompok pelaku Bom Bali bahwa mereka pelakunya dan alasan mengapa mereka melakukan aksi itu.
Penggunaan website untuk menyebarkan konten jihad yang menghebohkan selanjutnya adalah www[dot]anshar[dot]net yang sempat menjadi trending pemberitaan pasca Bom Bali II tahun 2005. Isi website itu memang sangat “radikal”, berisi tentang materi-materi tulisan seputar pentingnya berjihad di era saat ini, tentang tauhid, materi pengenalan senjata/bahan peledak, dan beberapa tutorial skenario amaliyah (operasi) pembunuhan target. Inilah pertama kali saya membaca artikel tentang persenjataan, bahan peledak, dan skenario taktik sebuah serangan ‘teror’.
Luar biasa. Ada yang berani membuat situs seperti ini di Indonesia. Saya sungguh tak menyangka. Ini sesuatu yang sangat mengejutkan. Meskipun pada akhirnya situs ini ditutup dan para pengelolanya ditangkap aparat, tapi bagi saya ini sebuah sejarah baru. Dan bukankah meskipun situsnya sudah ditutup, isi atau konten dari situs tersebut sudah banyak yang menyimpan atau mengcopy-nya dan ini bisa disebarkan secara offline?
[ Berita tentang anshar.net –>>https://inet.detik.com/cyberlife/d-480828/berlambang-granat-ansharnet-situs-teroris ]
Dalam situs tersebut ada sebuah sub menu –kalau tidak salah- judulnya Syaikh Mukhlas yang berisi tulisan-tulisan Ustadz Mukhlas ( terpidana mati kasus Bom Bali I di LP Kerobokan ). Ini sesuatu yang baru dan menarik bagi saya. Saya kemudian bertanya-tanya, bagaimana di dalam website/situs itu ada tulisan dari Ustadz Mukhlas yang orangnya ada di penjara ? Pertanyaan ini baru terjawab di tahun 2006 ketika salah satu ustadz saya-yaitu yang saya sebut sebagai “ Sang Mentor” pada tulisan sebelumnya- memberitahukan sebuah alamat mailing list plus passwordnya kepada saya.
Ketika saya membuka mailing list itu, barulah saya tahu bahwa didalamnya ada update berita dari dalam penjara yang merupakan oleh-oleh dari besukan ikhwan yang ikut besuk bersama keluarga para narapidana, dan juga update berita tentang perkembangan seputar penangkapan terduga teroris versi ikhwan. Oleh-oleh dari penjara itu bisa berupa pesan atau sebuah tulisan tangan yang kemudian diketik ke dalam format digital,lalu dikirim ke mailing list tersebut. Tulisan tangan itu sendiri bisa merupakan buah pikiran sendiri ataupun hasil terjemahan dari kitab berbahasa Arab.
Di tahun 2006-2007 itu saya belum begitu aktif mengikuti berita seputar jihad di internet, mengingat pada masa itu internet masih merupakan barang yang mahal, apalagi saya tinggal di pedesaan yang agak jauh dari kota yang ada warnetnya. Sebulan sekali pun belum tentu saya ketemu internet. Tetapi saya punya “ Sang Mentor” di kota yang aktif mengikuti berbagai mailing list dan dia juga punya banyak teman mahasiswa aktivis jihadi [aktivis pergerakan Islam yang pro jihad], sehingga ketika saya sesekali berkunjung ke rumahnya saya bisa mendapatkan banyak update terbaru berita-berita yang muncul di mailing list dan artikel hasil dokumentasi dia dari berbagai mailing list dan web atau blog yang ia ikuti.
Pasca ditutupnya situs anshar.net dan ditangkapnya para pengelolanya karena keterlibatannya dalam membantu pelarian Nordin M Top, praktis para aktivis jihadi yang tadinya mulai menggandrungi konten-konten “ radikal” di situs tsb, mulai mencari tahu bagaimana orang bisa mendapatkan materi seperti itu.
Ketika saya mulai mengenal mailing list itulah saya baru tahu bahwa materi-materi itu sebagian berasal dari mailing list. Dan saya yakin orang yang seperti saya juga banyak sehingga meskipun anshar.net sudah tutup, tetapi peminat konten-konten “radikal” itu pasti telah meningkat pesat. Dan hal ini dibenarkan oleh” Sang Mentror”, bahwa peminat mailing list itu memang semakin ramai.
(Bersambung, In sya Allah)