Silat Membuat Bahagia

Other

by Eka Setiawan 1

 Pesilat Puspa Arumsari menyumbang emas ke-13 bagi Indonesia di gelaran Asian Games 2018, Senin (27/8/2018) pagi ini di Jakarta.

Puspa juara di cabang Pencak Silat nomor Seni Tunggal Putri, mengungguli Singapura dan Filipina.

Penonton bersorak gembira. Emas ke-13 ini juga merupakan rekor Indonesia terbanyak setidaknya hingga saat ini, melampaui perolehan 12 emas pada Asian Games tahun 1962 silam.

Bahkan sampai Senin siang ini, emas yang diraih Indonesia sudah 15 medali. Sungguh rekor luar biasa di gelaran ke-18 ajang olahraga bangsa - bangsa Asia yang baru setengah jalan ini.

Selain rekor, yang luar biasa juga adalah pencak silatnya. Seni bela diri asli Indonesia ini ternyata sudah sangat populer di bangsa-bangsa dunia.

Pencak Silat dan budaya Nusantara ibaratnya seperti satu helaan nafas. Tak bisa dipisahkan. Gerakan silat ada di berbagai tarian asli negeri ini, seperti di Minang. Kalau di Betawi juga ditampilkan silat sebagai salah satu dari prosesi pernikahan.

Pada sejarah perjuangan mengusir penjajah, pencak silat juga sangatlah populer. Demikian pula tiap daerah punya jawara silatnya sendiri, seperti Si Pitung dari Betawi.

Seni bela diri ini ternyata melintas zaman, bahkan mampu menembus sekat modernitas. Sebut saja ketika pada 2012 silam film laga The Raid resmi tayang di bioskop.

Film dengan aktor Iko Uwais ini diminati di banyak negara. Dari Australia sampai Amerika. Sungguh simbiosis mutualisme, film mempopulerkan pencak silat dan sebaliknya, pencak silat juga ternyata membuat film itu dinanti-nanti.

Di salah satu film terbaru Hollywood berjudul Mile 22, Iko Uwais kembali tampil dengan silatnya. Iko direkrut karena sutradaranya, Peter Berg tertarik aksinya di The Raid 1 dan The Raid 2.

Di film anyar itu, Iko jadi salah satu sorotan. Selain karena silatnya, juga wajahnya dimuat di poster Mile 22, ini tercatat kali pertama aktor Indonesia tampil di poster film box office itu.

Meski itu film laga, tentu di dalamnya tidak berantem betulan. Pencak silat di tangan Iko, mampu menarik perhatian dunia. Seperti halnya pesilat peraih emas di Asian Games itu.

Walaupun merupakan seni bela diri, ternyata pencak silat mampu jadi bahasa universal karena keindahannya. Gerakannya yang unik.

Karena pencak silat juga, setidaknya orang-orang dari berbagai belahan dunia berkumpul dan bekerja sama. Bukan untuk kekerasan, tapi bagaimana mengemas silat jadi tontonan yang menarik.

 

SUMBER GAMBAR: https://www.gambar.co.id/wp-content/uploads/2018/03/sketsa-wayang-wisbenbae-asal-mula-seni-bela-diri-pencak-silat-of-sketsa-wayang.png

 

Komentar

Tulis Komentar