Dangdut Koplo: Salam Dua Jempol!

Other

by Eka Setiawan 1

 

Sayang

Opo kowe krungu jerite atiku

Mengharap engkau kembali

Sayang...

Semua! Komando dari atas panggung oleh pedangdut Via Vallen kemudian disambar cepat koor raksasa dari penonton:

“Nganti memutih rambutku!!!”

Via langsung menimpali: “Ra bakal luntur tresnaku”

Lagu dangdut bergenre koplo berjudul sayang itu sukses menggeber panggung Indonesia Choice Awards 5.0 NET pada Minggu (29/4/2018) di Sentul International Convention Center, Bogor. Videonya jadi trending di YouTube. Bahkan sampai Jumat (4/5/2018) pagi ini, video itu sudah ditonton 5.234.774 kali dan mendapat like sebanyak 158ribu.

Sepintas, pentas itu dibuka dengan bunyi khas alat musik kendang disusul tiupan seruling menjadi fade in pertunjukkan. Penari latar yang jumlahnya lebih dari 20 orang lantas nge-dance.

Sejak awal penonton sudah bersorak, apalagi ketika Via muncul dari belakang panggung. Penyanyi kelahiran Surabaya 26 tahun lalu itu tampak anggun memakai setelan jas dan celana panjang warna biru muda dibalut sepatu warna putih. Penonton makin ‘kesurupan’ ketika Boy William, unjuk kebolehannya nge-rap berkolaborasi di lagu itu. Sepenuh panggung bergoyang dan bernyanyi. Hampir semuanya hafal lagu dengan lirik Jawa itu.

Melihat pertunjukkan itu di layar handphone, tersirat bahwa musik terutama pada konteks ini adalah dangdut koplo, ternyata bisa menyatukan semua orang. Semua berjoget dan bernyanyi di saat yang hampir bersamaan iklim politik kita memanas. Kenapa lagi kalau bukan karena menjelang pilpres di mana ruang-ruang sosial dipenuhi caci maki bahkan saling panas dua tagar #2019GantiPresiden versus #DiaSibuk Kerja.

Koplo menjadi semacam penghibur di antara panasnya iklim media sosial kita yang makin dipenuhi hal-hal ruwet bin semrawut.

Pentas selama 5 menit 30an detik itu cukuplah sebagai oase di padang gurun ataupun penyejuk di panasnya iklim politik bangsa ini. Toh semua bernyanyi kan! Tak lantas kemudian karena itu adalah dangdut apalagi koplo berbahasa Jawa, lantas penonton kemudian gengsi mengikutinya.

Lagu ternyata bisa menyatukan. Ke Indonesiaan kita tersirat pada pertunjukkan Via itu. Indonesia yang dikenal bangsa santun menjunjung tinggi adat ketimuran. Di atas pentas, Via tak bergoyang seronok seperti kebanyakan dangdut koplo di pentas-pentas lainnya. Kostumnya pun sopan, sangat tertutup. Hanya menunjukkan rambut panjang hitamnya terurai.

Bahasanya? tetap Jawa! Penyanyi yang punya nama asli Maulidia Octavia itu tak perlu pakai yang kebarat-baratan biar dianggap moderen. Seperti grup rock Jamrud juga pernah menyindir yang kebarat-baratan lewat lagu Asal British di album Ningrat (2000).

Soal musiknya? Dangdut dengan khas bunyi kendang dan serulingnya itu tetap saja mengalun. Dia tetap harmonis meski sesekali alunan musik modern terdengar di kolaborasi itu. Dan satu lagi, rap yang ikut masuk di lagu itu jadi pemanis saja. Rap ini teknik bernyanyi cepat, bisa dilihat historinya dari akar Afrika, biasa dinyanyikan orang-orang negro.

Ah! Dari sebuah pertunjukkan musik 5 menit saja terjadi harmonisasi luar biasa, terjadi dialog budaya yang indah bukan?

Inilah yang saya rindu dari Indonesia. Tak perlulah sekat-sekat bahasa, budaya atau lainnya, jadi penghalang kita untuk bersatu dalam rasa. Rasa Indonesia. Semua senyum, semua tertawa dan semuanya bergoyang. Ora sikut-sikutan.

Ah sudahlah! Kita semua tentu rindu suasana yang toleran bukan? Kalau iya, tak ada salahnya sejenak kita dengarkan dangdut koplo Via Vallen itu?

Semuaaa!!! Ooo a ooo eeee!!

#Salam Koplo: Salam Dua Jempol

 

Komentar

Tulis Komentar